top of page
Search

Corona oh Corona....



Tapi kali ini saya tidak sedang membahas Toyota Corona yang sempat laris di tahun 70an. Kali ini adalah opini saya melihat Perkembangan Corona Virus di Indonesia

(Per tgl 16 Maret 2020)


Tulisan ini saya buat sewaktu saya dalam perjalanan ke New Zealand selama 2 minggu dan mengikuti perkembangan Corona Virus di Indonesia dan mengikuti sumber2 credible dari sejumlah organisasi terpercaya:

👉 Harvard University CoronaVirus Resource Centre

👉John Hopkins University Coronavirus Resource centre

👉 Sejumlah Team Medis yang memiliki kontak langsung dengan keadaan di lapangan

👉 Dan sejumlah sumber berita dari China yang


Semua opini saya berubah sesaat setelah saya membaca grafik di bawah ini, yang sumber datanya di kumpulkan oleh John Hopkins University.

Perhatian saya tertuju kepada Grafik yang menunjukkan data dari negara-negara maju di Eropa barat termasuk di Amerika yang jumlah kasusnya menunjukkan peningkatan tajam mirip seperti China di 25 hari pertama sejak melaporkan kasus coronavirus ini.

Setelah itu, saya memperhatikan Iran (12,729) dan Italy (21,157) yang memiliki jumlah kumulatif kasus terbanyak setelah China.

Per tanggal 15 Maret, kasus positive di German sudah mencapai 4599 dan Korea Selatan 8162.

Saya terhentak kaget dan ngga bisa berhenti berfikir, bagaimana dengan Indonesia?

Apa yang bisa kita lakukan di Indonesia untuk menghindari angka kasus covid-19 positive seperti yang menimpa Italy, Iran dan banyak negara maju lainnya?


Negara maju seperti Korea Selatan saja bisa memiliki angka total kasus positive sedemikian tingginya. Bagaimana dengan kita?

Meskipun pada akhirnya Korea Selatan mampu menurunkan kasus penularan ini secara luar biasa dan akhirnya memilki laju pertumbuhan yang melambat menjadi sama seperti China, Singapore, Jepang dan Hongkong. Namun Spanyol (6,391) German, Perancis, Amerika, Switzerland dan ratusan negara lainnya belum mampu menekan laju bertumbuhan warganya yang terinfeksi.

Lah terus Indonesia bagaimana?


Negara kita tidak memiliki fasilitas kesehatan (rumah sakit) yang memadai

Negara kita tidak memiliki pengalaman yang mendalam untuk penanganan kasus infeksi menular (seperti SARS, MERS dll), paling banter ya bersinggungan dengan Malaria, Demam berdarah yang tidak memiliki penularan tingkat tinggi seperti covid-19

Negara kita tidak memiliki warga dengan tingkat kesadaran dan kedisiplinan yang tinggi dalam menuruti peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah (baca kasus pasien positive corona melarikan diri di kompas online)

Negara kita sepertinya lambat banget dalam mengeluarkan tindakan apapun untuk melakukan pencegahan massive dari covid-19 ini

Aparat negara tingkat mentri sudah kena dan positive, bagaimana negara mau melidungi masyarakatnya?

Negara kita…. Negara kita… Negara kita…..


Kayaknya banyak sekali hal yang bisa kita keluhkan mengenai penanganan dan respons dari pemerintah dalam kasus covid-19 ini.

INTINYA saat ini kita semua sedang panik berat. Merasa ngga berdaya. Mau kabur ke luar negri juga bingung …. Ke negara mana? Berapa lama? Biayanya berapa? Kalo sampai di sana malah ketularan dalam perjalanan terus bagaimana?

Mau ikuti anjuran pemerintah untuk lock down dan ngga keluar rumah, laaah terus pekerjaan bagaimana? Uang makan dari mana? Cicilan masih harus berjalan (sambil berharap ada instruksi dari pemerintah untuk payment/cicilan holiday terhadap segala macam angsuran)

Panik dan rasa takut ini membuat seseorang menjadi tidak rasional dalam berfikir dan mengambil tindakan. Kemungkinan nanti akan bersifat anarkis, blaming orang lain, ras lain, agama lain dan pemerintah yang dipandang tidak becus.

Tapi itu semua SALAH BESAR. Saya akhirnya menemukan pemahaman dari permasalahan ini. Ikuti baik-baik CARA JITU & BIJAKSANA MENGHADAPI covid-19 ini:


  1. Masalah ini bukan sesuatu yang bisa di selesaikan oleh pemerintah atau aparatnya. Bukan juga bisa diselesaikan dengan membandingkan negara kita dengan China atau Korea Selatan. Masalah ini adalah masalah bersama yang hanya bisa diselesaikan secara Bersama dalam waktu yang sama. Jangan harapkan fasilitas kesehatan (rumah sakit, dokter dsb) bisa dan akan cukup untuk menangani semua kasus positive covid-19. Karena itu adalah sesuatu yang IMPOSSIBLE.

  2. Yang harus kita pikirkan adalah untuk mencegah agar jumlah kasus positive covid-19 TIDAK MELEBIHI jumlah kapasitas kemampuan rumah sakit dan dokter untuk menangani jumlah kasus tersebut. Dan ini hanya bisa berhasil apabila kita semua melakukan SOCIAL DISTANCING, WORKING FROM HOME dan melakukan kebiasaan-kebiasaan sehat seperti yg dianjurkan. Dapatkan video singkat ini untuk paham manfaat social distancing bagi anda dan keluarga yang akhirnya membantu Indonesia untuk keluar dari krisis :https://youtu.be/y4S_WVNlZ6I

  3. STOP menyalahkan pemerintah dalam apapun keputusan mereka. Blaming selalu timbul saat kita ingin mengurangi tanggung jawab kita dan ingin melimpahkannya kepada orang lain. Tanya kepada diri anda sendiri, apabila memang pemerintah tidak sanggup menyelesaikan permasalahan ini, apa yang bisa saya lakukan?

  4. STOP spekulasi apakah ini biological weapon dari China atau Amerika atau dari Batman (kelelawar). Ngga ada gunanya dan tidak akan berpengaruh terhadap keberhasilan Indonesia mengatasi permasalahan yang ada.

  5. CARA TERBAIK untuk MEMPERBURUK keadaan adalah dengan menjadi panik dan ketakutan.

  6. TINGKATKAN selalu kondisi kesehatan anda melalui kebiasaan-kebiasaan hygiene dan juga meng-konsumsi beberapa supplement yang direkomendasikan dan cukup memiliki khasiat luar biasa dalam penangan kasus-kasus flu.

  7. Apabila anda merokok, ini adalah kesempatan anda untuk berhenti merokok. Meskipun ini tidak segera menurunkan resiko anda apabila terinfeksi covid-19, namun setidaknya anda bisa mengambil sebuah keputusan untuk memulai hidup yang lebih sehat dan bermanfaat. Terus terang, mereka yang memilki penyakti bawaan dan kondisi paru-paru yang bermasalah memiliki resiko tinggi saat terinfeksi covid-19

  8. INGAT: STATISTIK mengatakan bahwa 80% dari kasus positive covid-19 tidak harus menerima penanganan medis khusus. Artinya: hanya 20% kasus-kasus yang berujung ke kondisi sesak nafas akut dan berbahaya yang harus ditangani secara medis di rumah sakit. Perhatikan beberapa point di bawah ini:


  • Kasus-kasus anak kecil yang meninggal sangat teramat kecil jumlahnya: kurang dari 0.2%

  • Hati-hati bagi mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Statistik ini juga berarti bahwa, mereka yang masih muda dan masih aktif melanjutkan aktifitas harian (dan tidak melakukan social distancing) kemungkinan besar akan menjadi carier covid-19 bagi orang tua yang tinggal serumah.


Apabila anda dalam kondisi sehat, tidak OBESE, biasa konsumsi vitamin, tidak merokok, minum alcohol dan cenderung makan sehat, maka anda tidak perlu takut. Kemungkinan anda akan masuk dalam statistic yang 80% (yaitu: tertular namun yang tidak memerlukan penanganan medis di rumah sakit).


Dukung seruan program dari pemerintah untuk mulai kerja dari rumah, melakukan social distancing dan segera melaporkan diri apabila terdapat gejala-gejala yang mencurigakan.

Permasalahan covid-19 ini, sekali lagi saya ulangi tidak bisa diselesaikan dengan mengandalkan organisasi tertentu, ras tertentu atau agama tertentu. Ini adalah permasalahan kemanusiaan bersama. Membutuhkan kerja sama dari semua pihak, dari seluruh warga negara Indonesia dan mereka semua yang sedang berada di Indonesia.


Kita bersama-sama berdoa agar kemenangan dalam menghadapi covid-19 ini sebagai symbol bahwa Tuhan memberi kesempatan kepada kita semua untuk mencari persatuan, saling membantu, saling percaya untuk mendapatkan anugrah kesembuhan yang sudah disiapkan bagi kita semua.

54 views0 comments
bottom of page