top of page
Search

Post #19: Hiiiih Seram....


Sebagian orang punya phobia (ketakutan) terhadap sesuatu secara berlebihan. Ada yang phobia terhadap laba-laba, ada yang phobia tempat tinggi, ruangan sempit dan sesak, ruangan gelap, dan masih banyak lagi phobia yang lain.



Tapi di dunia bisnis, ada juga phobia yang banyak di indap orang-orang yang ingin menjadi pebisnis, yaitu target. Coba cek apa rasa nya waktu anda mendengar kata target minimum? Sebagian orang akan langsung memikirkan cara nya untuk melakukan yang paling minimal untuk mencapai target tersebut. Tapi sebagian orang justru takut sekali mendengar target dan memilih jenis bisnis atau pekerjaan yang seperti nya tanpa target minimum. Hanya sedikit sekali orang yang terpacu dengan target. Kelompok minoritas ini memikirkan apa yang mereka harus lalukan untuk bukan hanya mencapai target, tapi bahkan melampaui target 2x, 3x, 5x lipat.


Saya pernah bekerja menjadi sales di sebuah perusahaan trading. Sebagai sales, tentunya ada target penjualan yang harus saya capai. Saya memperhatikan, di perusahaan tempat saya bekerja, kebanyakan orang menghindari pekerjaan sales karena ada target nya. Mereka takut target yang di pasang perusahaan tidak tercapai yang berakibat tidak ada bonus, turun pangkat, atau di PHK. Ketakutan ini membuat mereka menghindari tantangan ini.


Tapi apakah benar hanya sales department saja yang hidup nya harus mengejar target? Coba kita perhatikan contoh-contoh berikut ini:


Finance & Accountant di perusahaan apa saja: seperti nya bekerja dibelakang meja, tidak banyak harus mengejar ngejar customer dan prospek untuk membeli produk mereka. Akuntan sepertinya "tidak ada" target. Tapi ternyata, mereka punya banyak target. Target mereka adalah tanggal tutup buku, tanggal posting ke jurnal, tanggal pelaporan pajak. Seorang akuntan yang bekerja di perusahaan publik (Tbk) akan punya lebih banyak lagi target tanggal laporan laporan yang harus di submit ke pemegang saham. Kalau ada RUPS, manager dan staff di departemen Finance & Accountant adalah yang paling sibuk menyiapkan berbagai laporan keuangan, analisanya, powerpoint presentation nya, dan sebagainya.


Contoh lain nya:


Bagian produksi: mereka umum nya tidak bertemu dengan customer. Mungkin cocok untuk mereka yang introvert dan yang menghindari target. Tapi di era serba competitive seperti sekarang ini, mereka tidak luput dari target. Target apa? Target jumlah item yang harus di produksi sesuai permintaan customers, target kualitas, target retur dan complaint, target safety dan tingkat kecelakaan di pabrik. Banyak ukuran-ukuran yang di set di KPI (Key Performance Indicator) agar target produksi bisa tercapai dengan kualitas maksimal untuk meminimalkan complaint.


Di luar context perusahaan, semua kita ternyata juga menghadapi target dalam hidup ini.


  • Berapa lama waktu yang anda berikan untuk anak kelas 5 SD anda untuk lulus naik ke kelas 6? Lebih kurang 1 tahun bukan? Bagaimana kalau setelah 1 semester anak anda kelihatan ketinggalan? Anda akan berusaha memberikan dorongan, incentive, les tambahan, monitor kegiatan nya, dan sebagai nya, agar... target waktu kenaikan kelas nya tercapai.

  • Jam berapa anda harus tiba di bioskop untuk menonton film yang anda ingin tonton?

  • Kalau anda hamil, berapa lama waktu yang dokter kandungan berikan untuk anda melahirkan bayi anda? Ada banyak bahaya kesehatan bagi ibu dan anak dalam kandungan kalau melahirkan lewat tanggal target terlalu lama.

  • Waktu anda masak atau bikin kue di rumah, apa target waktu panggangan yang anda harus set? Makanan akan berubah tekstur dan rasa nya kalau anda masak atau panggang terlalu lama bukan?.


Jadi, bukan hanya salesman saja yang harus memenuhi target penjualan mereka; ternyata semua kita tidak bisa lepas dari target dalam hidup sehari hari kita.


Lalu bagaimana kita bisa keluar dari ketakutan kita akan target? Cara nya adalah dengan mengganti pertanyaan dan pernyataan dalam otak kita. Dengan kata lain, kita perlu mengganti self talk kita, apa yang kita katakan pada diri kita sendiri. Otak kita akan selalu mengarahkan kita untuk menghindari sengsara dan mengejar kenikmatan.


Contoh:

Misal nya, anda ingin memiliki rumah senilai 1 milyar tapi saat ini anda hanya memiliki tabungan 50 juta saja. Apa yang muncul dalam benak anda? Apa pernyataan yang otak anda katakan?


Kalau anda berkata "saya miskin", "saya tidak mungkin mampu", "saya tidak bisa" otak anda akan langsung shutdown atau tertidur. Otak anda berhenti bekerja mencari jalan untuk menghindarkan anda dari proses "sengsara" bekerja keras mencapai impian anda.


Tapi kalau anda berkata "bagaimana cara nya saya bisa membeli rumah itu?" maka otak anda akan terjaga dan bekerja mencari jalan.


Ubah self talk kita, ubah apa yang kita katakan pada diri kita setiap saat nya, maka hidup kita akan berubah.



"Self talk is the most powerful form of communication because it either empowers you or it defeats you."


"Whether you think you can, or think you can't, you're right"

Henry Ford

37 views0 comments

Kommentare


bottom of page