top of page
Search

Post #20: 7 Alasan Mengapa Wanita Perlu Berbisnis



Saya adalah seorang istri dan ibu dari 4 orang anak. Besama suami, saya sudah banyak mengalami asam garam kehidupan finansial yang naik turun dalam keluarga saya. Saya sangat mengerti perasaan teman-teman wanita, istri dan ibu-ibu yang berjuang setiap hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga.


Di awal pernikahan, kami pernah mengalami sisa uang di akun bank hanya tinggal beberapa puluh ribu rupiah saja. Kami tidak mampu mempekerjakan pembantu rumah tangga karena makan saja sulit, hanya terbatas kangkung dan tempe. Cicilan KPR hampir menghabiskan semua gaji kami berdua.


Berikut, sedikit "cuplikan" beberapa krisis yang kami pernah lalui selama 21 tahun menikah:

  • krisis keuangan Asia di 1998,

  • nilai rupiah anjlok dari 4,000 ke 15,000 per dollar Amerika dalam beberapa minggu saja,

  • bunga KPR naik hingga diatas 30%,

  • perusahaan suami di ujung tanduk kebangkrutan,

  • suami tidak di gaji 24 bulan lamanya,

  • gagal membangun bisnis beberapa kali,

  • anak menderita kanker darah yang membutuhkan biaya pengobatan luar biasa besar nya selama ber bulan bulan.

  • ibu saya tiba-tiba stroke dan harus di rawat di rumah saya

Dan masih banyak lagi pengalaman-pengalaman sulit lain nya. Tapi.... saya belajar banyak sekali dari pengalaman itu. Dan pelajaran paling berharga yang saya dapatkan adalah....saya sebagai istri, harus punya penghasilan dari berbisnis. Kenapa harus berbisnis dan tidak jadi karyawan? Tidak ada yang salah menjadi karyawan. Tapi saya punya alasan-alasan sendiri mengapa saya memilih berbisnis:

  • di bisnis saya tidak bisa di pecat. Tidak ada boss yang mengatur saya.

  • hanya lewat bisnis, income saya bisa di lipat gandakan. Kalau jadi karyawan, saya hanya bisa menunggu kenaikan gaji 1x setahun yang tidak jauh dari inflasi.

  • lewat bisnis wawasan saya menjadi lebih luas

  • saya bisa punya banyak teman di luar kota, luar pulau, dan bahkan di luar negeri

  • saya bisa punya kebebasan membagi waktu antara mata pencarian dan keluarga. Saya tidak butuh memohon cuti untuk mengambil rapor anak atau menonton pertunjukan seni atau perlombaan anak-anak saya.

Sangatlah penting bagi wanita untuk mengambil peran aktif dalam hal keuangan terlepas dari apa status teman-teman saat ini: single, menikah, cerai dan janda.


Mengapa hal ini penting? Dari pengalaman saya di 5 tahun terakhir membangun bisnis, saya sering bertemu dengan wanita-wanita yang hidup nya jauh dari fulfilment, tertekan, tidak bahagia, tidak bebas, dan banyak penyesalan. Dan waktu saya kenal mereka lebih dekat, saya banyak mendengar cerita certia kehidupan mereka yang sulit, menyedihkan, dan bahkan tragis itu ternyata di picu oleh tekanan ekonomi.


Wanita adalah mahluk yang luar biasa. Selain mampu melahirkan dan menyusui, kita adalah mahluk penuh cinta yang tahan banting, sangat bertanggung jawab dalam membesarkan anak-anak, dan mau melakukan apa saja untuk kelangsungan kehidupan keluarga. Benar kan? Namun kondisi pernikahan dan tekanan ekonomi seringkali mengubur potensi besar yang ada dalam kita. Kreatifitas dan skill kita tidak digunakan untuk hal-hal yang produktif secara finansial.


Dari banyak cara ikut berperan aktif dalam membangun keluarga, salah satu hal paling baik yang wanita, istri, ibu bisa lakukan adalah dengan memiliki income dari bisnis part time. Berikut adalah beberapa WHY nya:


1. Pernikahan belum tentu langgeng karena berbagai alasan.

Saya kenal beberapa teman yang di abuse dan hidup tertekan dengan KDRT. Sebagian dari mereka coba bertahan, tapi sebagian akhir nya memilih meninggalkan pernikahan mereka yang membahayakan jiwa san fisik mereka. Trauma psikologis yang dialami mereka dan anak-anak nya bisa sangat mendalam dan berbekas seumur hidup. Sebagian teman saya di tinggal oleh suami yang tiba-tiba mengalami kecelakaan fatal, stroke, serangan jantung, kanker, dan sebagai nya. Dan ada beberapa teman yang ditinggal suami nya karena wanita lain yang lebih muda, lebih cantik, dan lebih menarik.


2. Kondisi darurat

Kalau keluarga anda hanya mengandalkan 1 sumber penghasilan (dari suami), anda beresiko kehilangan satu-satu nya sumber income itu apabila suami anda kehilangan pekerjaan nya karena PHK, pensiun dini, cacat permanen, meninggal, atau bercerai dengan anda. Perusahaan tempat suami anda bekerja juga bisa di jual, di akuisisi, bisa sakit dan bisa "meninggal dunia". 20 tahun lalu, bekerja di perusahaan besar bisa memberikan "kepastian" dan rasa aman. Tapi di era disrupsi teknologi saat ini, tidak ada yang pasti dalam hidup dan dalam pekerjaan. Kondisi ekonomi global yang tidak menentu menyebabkan banyak perusahaan besar harus mengurangi karyawan.


Contoh nya akhir-akhir ini harga minyak mentah sangat tertekan menyebabkan banyak perusahaan eksplorasi minyak dan tambang batubara harus mengurangi jumlah karyawan nya dan mengurangi bonus dan incentive mereka.


Masih ingat perusahaan raksasa bernama Nokia, atau Blackberry? Mereka sempat menjagoi dunia telekomuniasi di awal tahun 2000-an. Tapi seperti "tiba-tiba" mereka hilang dari market waktu Apple mendisrupsi market smartphone melalui iPhone. Banyak bisnis tradisional zaman now sedang mengalami banyak disrupsi dari platform marketplace dan ecommerce seperti Tokopedia, Shoppee dan sebagai nya.


Apapun bisa terjadi dalam hidup ini. Anda bisa tiba-tiba hamil, anggota keluarga anda butuh segera di bedah, orang tua anda sakit parah, atap rumah anda dimakan rayap, mobil anda harus turun mesin, dan sebagai nya. Kita tidak pernah ingin hal diatas terjadi. Kita tidak bisa memilih apakah hal-hal itu terjadi pada kita dan keluarga kita atau tidak. Tapi kita bisa memilih untuk punya persiapan kalau sampai hal itu terjadi. Semua ini butuh dana cadangan. Memiliki dana cadangan akan sangat mengurangi stress finansial dalam kondisi darurat.


3. Wanita umum nya lebih panjang umur.

Statistik menemukan rata-rata rentang hidup wanita lebih kurang 5 tahun lebih panjang dari pria. Selain faktor genetika, wanita hidup lebih panjang karena mereka cenderung memiliki gaya hidup yang lebih sehat dibanding pria. Pria juga lebih agressive dan lebih berani mengambil resiko dalam hidup yang meningkatkan probabilitas mereka mengalami kecelakaan fatal. Tapi, statistik juga menemukan problem kesehatan wanita di hari tua lebih banyak dari pria. Artinya, wanita perlu tabungan lebih banyak di hari tua.


4. Menikah bukan karena alasan yang salah.

Banyak wanita yang sengaja menikah, atau terus bertahan dalam pernikahan karena alasan yang salah: kebutuhan ekonomi. Mereka tidak punya penghasilan. Mereka terbiasa dan menerima kondisi sebagai pihak yang dependent (tergantung), bukan nya independent. Kondisi ini menyebabkan banyak istri menjadi helpless atau tidak berdaya terus bertahan dalam kondisi hubungan yang tidak sehat. Cinta bukan lagi menjadi alasan utama mereka terus menjadi istri suaminya.


Tapi kabar baik nya, makin banyak suami zaman now lebih senang kalau istri nya punya bisnis sampingan. Pria-pria progressive ini melihat peran istri nya lebih dari sekedar ibu rumah tangga; tapi juga sebagai partner hidup. Berbisnis membuat seorang istri punya wawasan lebih luas dan lebih bisa berkoneksi dengan suami nya di frekuensi yang sama.


5. Punya kebebasan keuangan.

Saya pernah mendengar beberapa cerita ekstrim yang mengenaskan dimana beberapa teman harus meminta uang dari suami nya untuk membeli kebutuhan nya sehari-hari. Tidak semua keluarga se ekstrem cerita-cerita ini. Tapi banyak sekali wanita yang seakan akan "digaji" suami nya. Status hukum mereka memang istri, tapi secara keuangan, mereka lebih mirip "nanny" atau suster yang dibayar untuk mengurus anak saja.


Kalau anda independen secara finansial, anda bukan lagi "cost center" tapi anda punya andil sebagai kontributor keuangan keluarga. Penghasilan anda dari bisnis anda akan membantu menutupi kenaikan biaya hidup yang terus meningkat.


6. Punya pilihan.

Banyak dari yang saya kenal akhir nya terpaksa menitipkan anak-anak balita nya ke kakek nenek mereka supaya mereka bisa bekerja sebagai karyawan. Mereka sebenar nya merasa torn, terkoyak, antara rasa "bersalah" meninggal kan anak-anak mereka dan tekanan ekonomi dari kebutuhan kehidupan sehari hari. Tapi mereka tidak punya pilihan. Tidak punya pilihan seringkali menyebabkan wanita bekerja di tempat yang mereka tidak sukai, dengan orang-orang yang mereka tidak sukai, dan gaji yang tidak mereka sukai. Semua dilakukan karena mereka terpaksa.


Uang bukanlah segala gala nya. Tapi dalam hidup ini, segala gala nya butuh uang. Uang tidak membuat kita bahagia, tapi uang memberikan kita pilihan. Dan berbisnis sendiri memberikan lebih dari hanya uang, tapi juga pilihan waktu. Anda bisa memilih kapan anda perlu menemani anak-anak anda. Anda punya opsi untuk mengunjungi rumah orang tua anda, atau opsi untuk me time.


Punya penghasilan dari bisnis sampingan, seberapa kecil nya pun, memberikan kita pilihan yang lebih. Kalau bisnis sampingan anda menghasilkan 5 juta rupiah per bulan, anda punya cukup pilihan untuk beli pakaian, sepatu, makanan, tamasya dan sebagai nya. Perasaan punya pilihan ini sangat membebaskan kita dari tekanan hidup. Semakin besar penghasilan tambahan anda, semakin luas pilihan anda. Secara matematis, kalau anda bisa menghasilkan 5 juta rupiah per bulan dari bisnis anda, itu setara dengan memiliki deposito berjangka sebesar 2 milyar rupiah dengan bunga 5% per tahun.


Bayangkan, kalau bisnis sampingan anda menghasilkan 20, atau 30 juta per bulan nya. Apa yang anda rasakan kalau anda bisa mulai berinvestasi di saham dan properti?


Wanita juga punya mimpi, bukan hanya pria yang boleh bermimpi. Apakah wanita hanya boleh bermimpi menjadi ibu rumah tangga saja? Tentu tidak. Dengan memiliki kebebasan finansial, anda bisa mengembangkan pribadi anda dengan ikut seminar dan bisa menjadi bagian komunitas yang kondusif dan produktif untuk menjadi lebih baik.


7. Penghargaan

Lebih banyak pria bekerja dan berbisnis. Artinya, pria lebih banyak juga menerima penghargaan, pujian, tanda jasa, incentive, bonus dan sebagainya. Apa yang kebanyakan istri terima? Not much!. Itulah salah satu sebab saya menikmati berbisnis. Dalam bisnis yang saya geluti, saya menikmati sekali perasaan nya waktu customer saya senang sekali dengan produk atau pelayanan saya. Saya juga merasakan sense of accomplicement waktu saya terima bonus, incentive, penghargaan sebagai hasil dari pencapaian saya.


Salah satu penghargaan tertinggi yang saya bisa capai adalah menjadi role model bagi anak-anak saya dan banyak ibu rumah tangga lainnya. Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat. Waktu mereka melihat mama nya independen secara financial, mereka belajar value dari uang, dan terinspirasi menjadi independen, menjadi pemberi; bukan peminta.


Kalau anda membaca blog post ini, anda belum terlambat untuk memulai perjalanan kebebasan financial anda. Banyak pilihan bisnis non konvensional yang anda bisa lakukan dari rumah. Saya sudah pernah membahas hal ini di sini.


Kalau anda saat membaca blog post ini sedang berada dipersimpangan jalan dalam musim kehidupan anda, dan sering berpikir untuk ber bisnis, ingin mengubah hidup anda, ingin punya kebebasan financial, tapi masih bingung mau bisnis apa, anda bisa menghubungi saya melalui email di: ayen.boentoro@gmail.com.


Wanita yang independen adalah wanita yang lebih happy. Dan semua suami mengerti pepatah dibawah ini....


When mom's happy, everyone's happy.

Susan Z. Dawes

367 views0 comments

Комментарии


bottom of page