top of page
Search

Post #30: Parenting 101



Semua kita pasti ingin punya anak2 yg sukses, bahkan kalau bisa, lebih sukses dari kita. Lebih sukses secara kesehatan, secara rohani, secara financial, dan secara relationship. Benar kan? Tidak mungkin ada orang tua yg ingin anak2 nya gagal, merana, miskin, kawin cerai, dan rusak.


Dari banyak pertanyaan yg orang sering tanyakan, kami paling sering menerima pertanyaan “bagaimana caranya” atau “How To”. Setelah hampir 20 tahun kami menjadi orang tua dari 4 anak, saya dan istri menemukan pertanyaan “bagaimana caranya” itu kurang tepat. Pertanyaan yang lebih baik adalah “saya harus jadi orang seperti apa”.


Waktu anak2 saya mulai menginjak remaja, saya baru sadar, kalau “how to” bukan lah hal yang terutama. Saya-nya yang harus menjadi seperti apa dulu. Saya harus menjadi role model. Kenapa? Karena anak2 belum tentu melakukan hal2 baik yang saya katakan, tapi mereka hampir selalu meniru kebiasaan buruk yg saya lakukan. Riset menemukan, kalau orang tua melakukan hal yang benar, anak-anak nya hanya akan menduplikasikan 50% apa yang orang tuanya lakukan. Tapi kalau orang tuan melakukan hal-hal yang buruk atau salah, maka anak-anaknya akan menduplikasikannya 200%.


Kalau saya mau anak2 saya rajin berolahraga, saya nya yang harus rajin berolahraga dulu. Kalau saya mau anak2 saya makan makanan sehat dan menghindari makanan tidak sehat, sayanya harus melakukan itu dulu. Dengan kata lain, sayanya yang harus memimpin diri saya sendiri. Parenting is leadership, dan leadership adalah influence.


Waktu anak2 kita masih balita, mereka ikut apa kata saya karena mereka harus. Ini artinya saya masih di tingkat kepemimpinan paling rendah, leadership Level 1 dalam buku 5 Levels of Leadership karangan John C. Maxwell. Kata kunci dalam Level 1 adalah Hak (rights). Level 1 berkata “Posisi saya di atas kamu. Saya boss kamu dan kamu harus melakukan apa yang saya katakan.” Pengikut kita (anak-anak kita) tidak punya pilihan. Kita tiba di level 1 ini juga bukan karena pilihan kita. Kita di “tunjuk” Tuhan menjadi orang tua anak-anak yang Dia titipkan.


Di Level 1 ini, untuk pertama kalinya, kita menerima title atau jabatan orang tua (ayah, ibu, papa, mama). Ini adalah level yang baik untuk semua kita belajar menjadi seorang pemimpin (leader). Tapi… masalahnya, kalau level leadership kita stuck di Level 1 saja, followers kita (anak-anak kita) tidak akan memberikan yang terbaik. Mereka tidak memberikan energy mereka yang terbaik, respon yang terbaik, sikap yang terbaik. Karena mereka sebenarnya belum tentu suka dengan siapa kita, tapi tidak ada pilihan lain. Anak-anak hanya akan mengerjakan yang minimum saja. Mereka tidak akan lembur mengerjakan apa yang kita minta mereka kerjakan. Tidak ada energy dan entusiasmenya.


Sayangnya, banyak orang tua tidak menyadari hal ini dan hampir semua orang stuck di level ini. Hampir semua orang terus ada di level ini dan tidak pernah tahu ada level diatas level ini. Namun kabar baiknya adalah: kita tidak harus stuck di Level 1 terlalu lama. Kita bisa naik ke Level 2.


Waktu anak2 saya menginjak usia dewasa, kepemimpinan saya harus naik kelas menjadi “anak2 saya mendengarkan saya karena mereka mau, bukan karena mereka harus.” Ini adalah leadership level 2.


Untuk naik ke leadership Level 2, kita harus meninggalkan cara-cara parenting yang mengandalkan ancaman, hukuman, amarah, dan hal-hal yang negatif lainnya. Skill yang kita butuhkan di untuk masuk ke Level 2 adalah skill membangun hubungan. Kita perlu membangun hubungan dengan anak-anak kita dengan belajar mendengarkan apa yang menjadi pergumulan mereka, kebutuhan terdalam mereka, cita-cita mereka dan sebagainya.


Yang paling sulit di Level ini adalah menjadi orang tua yang berempati bukan dosen yang memberikan kuliah-kuliah saja. Kita juga perlu memastikan sebagai orang tua, kita harus terus menjadi contoh orang dewasa yang patut di imitasi oleh anak-anak kita. Kalau kita ingin mereka sabar, kita harus sabar. Kalau kita ingin mereka rajin, kita harus rajin.

Semua ini adalah process jangka panjang. Anak-anak kita tidak akan berubah dalam satu malam. Tapi kita bisa memutuskan merubah arah pikiran seketika. Kita bisa memulai perubahan ini hari ini juga.


People won’t go along with you until they can get along with you

John C. Maxwell

61 views0 comments

댓글


bottom of page